Kamis, 10 November 2016

Menilai dan Meningkatkan Performa Keyword di Website Anda


Hasil keyword research anda tidak selalu akurat dengan kenyataan. Meskipun riset menunjukkan hasil yang bagus, tapi bisa jadi performa keywordnya tidak memuaskan.
Penilaian performa keyword website harus dilakukan secara rutin untuk menghasilkan dampak yang optimal. Jangan khawatir, tidak susah.
Ini adalah bab kelima dari seri panduan riset keyword
Penilaian performa ini khusus untuk anda yang sudah mendapatkan traffic secara stabil dari mesin pencari.
Kalau anda pemilik website baru, informasi ini mungkin baru bermanfaat setelah beberapa bulan ke depan. Tapi tidak ada salahnya mempelajari ilmu ini sekarang.
Karena kita akan menggunakan Google Analytics yang sudah dihubungkan dengan Google Webmasters Tool, sebaiknya hubungkan kedua akun tersebut dengan website anda untuk mendapatkan data.
Baca secara detail panduan di bawah karena setiap langkahnya tidak boleh dilewati.

Google Analytics

Buka akun website anda di Google Analytics kemudian masuk ke menu Acquisition > Search Engine Optimization > Queries. Di bagian kanan bawah, ganti ‘show rows’ dari 1 menjadi 500.
Setelah itu export data dalam format Excel.
Analytics Queries
Buka file yang barusan anda download dengan Excel atau Spreadsheet, kemudian buka sheet bernama Dataset 1. Highlight row (baris) 1 kemudian aktifkan filter dari menu Data > Filter.

Keyword Planner

Buka Keyword Planner kemudian dari file Excel tadi copy semua data dalam kolom Queries dan paste dalam Google Keyword Planner sesuai cara di bab 2.
Download data dari GKP dalam bentuk CSV.
Copy data Avg. Monthly Visit dari CSV ini dan paste ke file Excel pertama kita tadi di kolom kosong paling kanan.

Performa impresi

Tambahkan satu kolom lagi di paling kanan dengan judul “Performa Impresi”. Masukkan formula untuk kolom ini Performa Impresi = Impression / Avg. Monthly Visit. Salin kebawah, abaikan yang menghasilkan error (#VALUE!).
Inilah performa keyword anda. Semakin mendekati angka 1 berarti performa semakin bagus, sedangkan semakin kecil angkanya berarti performanya kurang baik dan harus diperbaiki.
Urutkan Queries berdasarkan Avg. Monthly Searches untuk menentukan prioritas.

Performa CTR (Click-Through Rate)

Untuk posisi rangking yang berbeda di mesin pencari, angka CTR standarnya juga berbeda-beda. Posisi rangking 1 memberikan CTR yang lebih tinggi daripada posisi 2, demikian seterusnya.
Advanced Web Ranking sudah membuat grafik yang menunjukkan angka CTR untuk masing-masing posisi.
5425a7d00c1cf2.22412899
Data ini didapatkan melalui pengujian empiris. Posisi 1 kira-kira mendapatkan CTR sebesar 32% dari pengguna desktop dan 30% dari pengguna mobile.
Artinya, kalau website anda menempati peringkat pertama, 32% orang yang melakukan pencarian akan mengunjungi website anda.
Nah, dari file Excel tadi kita bisa melihat nilai CTR untuk tiap keyword. Perhatikan terutama keyword yang nilai Average Position-nya kurang dari 5. Sesuaikan dengan grafik di atas.
Kalau nilai CTR anda lebih rendah dari grafik, berarti performa anda kurang baik.

Meningkatkan performa keyword

Dari Performa Impresi, kita bisa menentukan keyword mana yang berpotensi besar tetapi kurang dioptimalkan. Sedangkan dari Performa CTR kita bisa menilai apakah penggunaan judul kita sudah baik.
Untuk meningkatkan performa impresi, anda harus meningkatkan SEO dan tingkat relevansi website anda terhadap keyword tersebut. Caranya ada 2, pertama dengan memperbaiki halaman yang sudah ada supaya makin baik secara SEO. Kedua, dengan membuat konten baru yang relevan dengan keyword tersebut.
Sedangkan untuk meningkatkan performa CTR anda harus mengganti judul (meta title) dari halaman yang muncul di hasil pencarian. CTR rendah bisa jadi karena anda menggunakan judul yang tidak menarik minat calon pengunjung.

 Apa selanjutnya?

Selamat! Anda telah menyelesaikan panduan riset kata kunci ini. Setelah ini anda bisa langsung mengaplikasikan ilmu yang baru anda pelajari.
Selanjutnya anda bisa mempelajari lebih lanjut untuk menunjang optimasi website dan keyword dengan membaca artikel-artikel berikut:
  1. Panduan SEO untuk pemula
  2. Merencanakan pembuatan artikel dan menulis artikel yang baik
  3. Menemukan niche dan keyword non-kompetitif
Atau kalau anda ingin belajar lebih lanjut mengenai topik lainnya, silahkan menuju halaman Panduan.

Sumber:panduanim.com

Read More

Bagaimana Menemukan Long Tail Keyword yang Bernilai Tinggi


Kata kunci yang seharusnya anda incar untuk website bukan yang hanya memiliki volume pencarian tinggi, tetapi yang tepat sasaran yang biasanya lebih panjang. Karena itu disebut Long Tail Keyword.
Keyword seperti ini memiliki tingkat pencarian yang lebih kecil tetapi akan memberikan profit terbesar untuk anda.
Jangan salah, tidak semua keyword panjang memiliki nilai tinggi. Anda akan mempelajari bagaimana mencari long tail keyword yang memiliki nilai tinggi melalui panduan ini.
Ini adalah bab keempat dari seri panduan riset keyword

Mengapa long tail?

Ada hubungannya dengan ilmu yang sudah kita pelajari di bab 1 mengenai search intent dan bab 3 mengenai analisa kompetisi.
Pertama, karena keyword yang bernilai tinggi atau memiliki commercial intent (niat membeli) biasanya panjang. Secara logika, kalau seseorang ingin membeli produk misalkan Samsul Galaxy X, mereka akan melakukan pencarian “beli Samsul Galaxy X Jakarta”, bukan cuma “Samsul Galaxy X”.
Kedua, long tail keyword umumnya memiliki persaingan lebih rendah daripada keyword pendek.
Meskipun volumenya lebih kecil, kita bisa secara tidak sengaja menargetkan banyak long tail sekaligus sehingga volumenya jadi banyak juga.

Mencari long tail keywords

Kalau anda mengikuti seri panduan ini dari awal, terutama di bab 2, anda secara tidak sengaja sudah menemukan long tail keywords.
Cara yang salah untuk mencari long tail keyword adalah dengan menggunakan Google Keyword Planner.

1. Ubersuggest

Breakdown Cara Meditasi
Dengan Ubersuggest, kita bisa menggali banyak kata sekaligus. Keyword-keyword ini tidak terdaftar di GKP, karena itu dengan tool ini anda bisa menemukan banyak kata kunci tersembunyi.
Alternatif dari Ubersuggest yaitu Keywordtool.io.

2. Google Webmaster Tools/Google Analytics

Kalau anda sudah memiliki traffic yang stabil dari mesin pencari, secara tidak sadar akan ada banyak long tail keywords yang masuk ke website anda.
Untuk mendapatkan keyword ini, silahkan menuju Google Webmaster Tools atau Google Analytics (kalau sudah dihubungkan). Kemudian klik menu Search Traffic > Search Queries.
long tail keywords
Dari daftar keyword di atas, yang diberi tanda kuning sama sekali tidak pernah dengan sengaja saya targetkan tapi muncul di GWT. Dari sini anda bisa menemukan keyword tersembunyi di website anda.

3. Forum, Jejaring sosial, dan situs komunitas lain

Dengan melihat percakapan orang lain di situs sosial, kita bisa mendapatkan ide untuk long tail keyword. Anda bahkan mungkin tidak perlu melakukan riset tambahan untuk keyword dari situs sosial karena jelas-jelas diminati orang lain.

4. SEMRush

Dengan menggunakan SEMRush, anda bisa mengintip keyword organik dari website lain yang memiliki topik sama dengan website anda.
Website-website yang sudah populer biasanya sudah melakukan riset kata kunci sendiri. Dengan mengintip keyword mereka, kita bisa menghemat waktu dalam menemukan long tail keywords.

Menilai long tail keywords

Sekedar menemukan saja tidak susah, tantangan sebenarnya adalah menemukan long tail keywords yang memiliki nilai tinggi.
LTK yang bernilai tinggi biasanya memiliki ciri-ciri berikut:
  1. Volume pencarian per bulan tidak 0. Kalau keyword anda berbahasa Inggris, pencarian per bulan sebaiknya di atas 880.
  2. Memiliki commercial intent. Silahkan baca kembali bab 1 untuk melihat penjelasan keyword yang bernilai tinggi.
  3. Persaingan mudah. Tidak semua LTK memiliki persaingan rendah, jangan sampai anda mengincar keyword dengan volume kecil tapi persaingannya tinggi.

Prioritas keyword

Dari sekian banyak keyword yang sudah kita kumpulkan dalam bab ini dan bab-bab sebelumnya, lantas bagaimana menentukan prioritasnya?
Kalau anda masih punya ratusan keyword, tandai di Excel atau Spreadsheet keyword mana yang terbaik menurut anda berdasarkan data volume, intent, dan difficulty (tingkat persaingan). Kemudian pisahkan keyword-keyword ini ke file yang berbeda.
Inilah keyword yang akan anda gunakan untuk mengoptimasi website.
Lebih lanjutnya lagi akan tergantung dari rencana ukuran dan jenis website anda. Berikut ini urutan prioritas berdasarkan jenis website:
  1. Blog informasi – volume, persaingan, intent
  2. Blog bisnis – volume, intent, persaingan
  3. Blog mikro – persaingan, intent, volume
  4. Toko online (e-commerce) – intent, volume, persaingan
  5. Jasa/layanan – intent, volume, persaingan
Intinya, dari ketiga faktor penentu tersebut mana yang lebih penting dan profitable untuk website anda harus diprioritaskan.
Misalnya untuk website toko online dan website yang menjual layanan, jasa, SaaS, serta web-app, yang diprioritaskan adalah keyword dengan intent Commercial Investigation dan Transactional supaya conversion rate lebih besar.
Kalau anda ingin mengincar volume tinggi untuk jenis-jenis website tersebut, buatlah blog bisnis di sebagai penunjang.
Dalam bab selanjutnya, anda akan mempelajari bagaimana menilai performa keyword di website anda dan bagaimana melakukan optimasi lebih lanjut.


Read More

Strategi Keyword: Memprioritaskan dan Menerapkan Keyword dari Hasil Riset ke Dalam Website


Ada kebingungan besar yang terjadi setelah proses riset keyword dan analisa persaingan.
Keyword mana yang dipilih?
Bagaimana cara menggunakan keywordnya?
Harus disertakan berapa kali di dalam konten?
Percuma kita melakukan riset berjam-jam atau berhari-hari kalau kita tidak tahu bagaimana memilih keyword yang terbaik dan bagaimana menggunakannya.
Itulah yang dibahas dalam panduan ini.
Ini adalah bab keempat dari seri panduan riset keyword

1. Melakukan analisa tingkat kesulitan

Pertama, maka kita harus tahu tingkat kesulitannya dulu.
Cara menganalisa persaingan keyword sudah kita bahas di bab sebelumnya, ada beberapa cara mulai dari yang manual (dengan MozBar atau SEOQuake) atau yang otomatis (dengan TermExplorer).
Kita bahas mulai dari yang manual.

Analisa manual tahap 1 – Filter keyword yang volumenya cukup tinggi

Karena jumlah keywordnya sangat banyak, maka kita harus kurangi dulu. Untuk itu, yang volume pencariannya sangat rendah kita sembunyikan.
Kita cari yang volumenya cukup tinggi.
Pertama, buka file CSV anda di Microsoft Excel atau Google Sheets.
(File CSV dari Keyword Planner, sudah dibahas di sini)
Blok kolom-kolom berikut:
CSV dari keyword planner
Kemudian klik kanan di kepala kolom > Delete selected columns.
Setelah itu, blok kolom sisanya dan klik tombol filter:
Filter di Google Sheets dan Excel
(kiri: Google Sheets, kanan: Excel)
Klik tanda panah di sebelah Avg. Monthly, kemudian filter yang lebih besar dari angka yang anda inginkan:
Filter yang lebih dari 1000
Volumenya terserah keinginan anda.
Ini tergantung masing-masing orang, jadi saya tidak bisa memberikan angka pas.
Dalam contoh di atas, saya menghapus keyword yang volume pencariannya lebih kecil dari 1000 per bulan.
Terakhir, klik tanda panahnya lagi kemudian sort largest to smaller (sort Z-A untuk Google Sheets).

Analisa manual tahap 2 – Mendapatkan nilai kesulitannya

Sekarang kita akan analisa keyword yang tersisa.
Lakukan pencarian di Google dengan keyword yang tersisa:
Lakukan pencarian di Google dengan keyword yang tersisa
Klik tombol hijau “Get Keyword Difficulty”.
(Kalau tidak ada, install MozBar)
Tunggu beberapa detik sampai keluar angka persentasenya.
Nilai persaingan kata kunci manual
Setelah itu, buat kolom tambahan di sebelah paling kanan dalam spreadsheet tadi, judulnya “Difficulty”.
Masukkan angkanya:
Tambahkan kolom difficulty
Itulah cara yang manual.
2 tahap tersebut hanya versi praktisnya saja, kalau anda ingin melakukan riset yang lebih akurat silahkan baca kembali bab sebelumnya.
Buat anda yang ingin lebih praktis, ada cara yang lebih mudah untuk melakukan analisa ribuan keyword sekaligus:

Analisa otomatis – dengan TermExplorer

Yang ini jauh lebih mudah.
  1. Klik menu Keyword Analyzer di bagian atas, klik ‘Start a Keyword Analyzer Project’.
  2. Paste keyword dari file Excel yang sudah anda simpan.
  3. Sebelum menekan tombol ‘Start Project’ ubah negaranya
Tunggu beberapa detik/menit.
Setelah selesai, klik tombol Download CSV:
Save dalam format CSV
Kemudian file ini bisa anda buka di Microsoft Excel atau Google Sheets.
Dibandingkan cara manual, TermExplorer akan menghasilkan analisa yang jauh lebih lengkap.
Difficulty Score bisa anda lihat di kolom paling kanan:
Difficulty Score di TermExplorer
Selesai!
Dalam satu langkah saja kita bisa mengetahui tingkat kesulitan banyak keyword sekaligus, yang ini jauh lebih mudah.
Ada satu cara lagi, analisa semi-otomatis menggunakan Long Tail Pro.

Analisa semi-otomatis – dengan Long Tail Pro

Satu-satunya kelemahan dari TermExplorer yaitu jumlahnya dibatasi. Kalau kita ingin analisa banyak keyword, maka kita harus bayar lebih.
Kalau daftar keyword kita sedikit sih tidak masalah.
Tapi kalau kita punya banyak keyword, bakal jadi mahal.
Karena itu, jalan tengahnya adalah Long Tail Pro.
Dengan Long Tail Pro, kita bisa dengan mudah mem-filter, mengurutkan, dan mendapatkan tingkat kesulitannya.
Tahapannya:
1. Klik Find Keywords, kemudian klik ‘Add My Own Keywords’
Paste semua keyword anda, kemudian klik ‘Generate Keywords & Fetch Data’
Dapatkan data keyword dari long tail pro
Tunggu sampai selesai.
2. Klik ‘Calculate’ untuk mendapatkan tingkat persaingannya
Mendapatkan keyword difficulty di long tail pro
Meskipun lebih lambat daripada TermExplorer, tapi anda bisa melakukan analisa sebanyak-banyaknya.
Prosesnya juga lebih mudah daripada manual.

2. Menentukan prioritas keyword

Caranya mudah.
Kira-kira seperti ini pertimbangannya:
  1. Hindari keyword dengan volume (Avg. Monthly Searches) rendah tapi difficulty tinggi
  2. Prioritaskan keyword dengan volume tinggi dan difficulty rendah
  3. Prioritaskan keyword dengan volume menengah dan difficulty sangat
  4. Prioritaskan keyword dengan volume rendah, difficulty rendah, tapi sangat relevan dengan target pasar anda
  5. Prioritaskan semua keyword yang sangat relevan, terlepas dari difficulty-nya
  6. Hapus keyword yang tidak masuk akal
Ada 2 hal lagi:
Pertama, jangan hapus keyword-keyword dengan volume dan difficulty tinggi. Ini masih bisa digunakan nanti saat website anda sudah cukup besar.
Kedua, ada baiknya anda lakukan analisa manual lagi berdasarkan panduan sebelumnya untuk website-website di halaman pertama Google untuk tiap keyword yang anda incar.
…karena angka persaingan tidak selalu akurat.
Untuk mencatat prioritasnya, buat kolom baru bernama Priority di Excel anda. Kemudian masukkan angka dari 1, 2, 3,… sesuai prioritas yang anda inginkan.
Seperti ini:
Prioritas keyword
Setiap kali ingin membuat konten baru, anda bisa menggunakan keyword tersebut berdasarkan urutan prioritasnya.

Prioritas berdasarkan jenis keyword

Selain persaingan dan volume, ada satu pertimbangan lagi: search intent.
Sudah kita pelajari di bab sebelumnya bahwa ada 4 jenis keyword berdasarkan intent-nya:
  • Informational
  • Navigational
  • Commercial investigation
  • Transactional
Belum paham? Baca di panduan search intent.
Karena navigational tidak kita gunakan, maka kita sekarang hanya punya 3. Kalau anda mengikuti panduan keyword research dari bab-bab sebelumnya, anda sekarang punya 3 file masing-masing untuk 1 intent.
Jenis mana yang kita utamakan?
Ini bisa kita lihat dari 2 sisi: kualitas dan kuantitas.
Secara kualitas, kualitas untuk konten di keyword transactional harus yang paling tinggi…sedangkan informational paling rendah.
Secara kuantitas, sebaliknya.
Kuantitas keyword informational lebih tinggi daripada transactional.
Jadi upayakan supaya halaman-halaman website anda yang mengincar keyword transactional jumlahnya tidak terlalu banyak tapi harus SANGAT berkualitas.
Alasannya?
Pengunjung tidak suka melihat banyak konten yang menawarkan produk.
Tujuan utama orang-orang browsing online adalah untuk mencari informasi dan mencari solusi permasalahan, maka dari itu sediakanlah banyak konten yang bermanfaat bagi mereka.

3. Memahami jenis konten yang tepat untuk keyword tertentu

Sebelum itu, satu hal dulu:
Konten itu bukan cuma artikel…
…bukan juga cuma video atau gambar.
Saat saya bicara konten, selain yang tadi juga bisa termasuk tool, file untuk didownload, review dari pembeli, halaman penjualan produk, dan yang lainnya.
Intinya apapun yang ada di sebuah halaman website adalah konten.
Oke, lanjut…
Untuk keyword commercial investigation dan transactional, biasanya yang kita butuhkan bukan konten artikel, video, atau gambar.
Tidak cukup.
Misalnya keyword “promo tiket pesawat”.
Untuk keyword tersebut, anda tidak akan bisa masuk ke halaman 1 di Google kalau hanya membuat artikel baru yang berisi promo tiap bulan.
Google paham bahwa orang-orang tidak butuh artikel.
Kualitasnya harus lebih tinggi.
Maka dari itu, coba anda search di Google dengan keyword tersebut. Dari peringkat 1-10 isinya tool untuk mencari harga-harga tiket pesawat promo. Bukan artikel.
Bukan artikel

Cara mengetahui tipe konten yang tepat

Sebetulnya tidak sulit…tapi sayangnya, banyak pemilik website yang tidak peduli. Mereka lebih suka membuat konten artikel, karena mudah.
Padahal justru percuma.
Jadi caranya begini:
Posisikan diri anda sebagai orang yang ingin mencari di Google.
Bayangkan andalah yang sedang mencari keyword tersebut di Google. Konten seperti apa yang kira-kira anda harapkan?
Coba saya berikan contoh kasus:
  • Keyword: “jual canon 60d”. Konten: halaman penjualan produk Canon 60D.
  • Keyword: “jual kamera dslr”. Konten: homepage dari toko online yang menjual kamera (karena keywordnya tidak spesifik).
  • Keyword: “kamera dslr”. Konten: penjelasan kamera DSLR.
  • Keyword: “kamera dslr terbaik”. Konten: artikel berisi daftar kamera DSLR terbaik
  • Keyword: “canon 60d”. Konten: halaman produk Canon 60D dari website resmi Canon
Seperti itu.
Mulai sekarang, jangan lagi buru-buru membuat artikel untuk semua jenis keyword.
Perhatikan kebutuhan kontennya.

4. Menggunakan keyword di dalam konten

Disinilah banyak orang melakukan kesalahan fatal.
SEO sekarang berbeda dengan sebelum tahun 2013, sejak Google meluncurkan algoritma bernama Hummingbird.
Dulu, seperti ini:
Praktisi SEO menggunakan keyword hasil riset secara berulang-ulang di dalam halaman websitenya. Tujuannya supaya Google paham bahwa halaman tersebut mengincar keyword tersebut.
Misalnya artikel dengan keyword “cara menghilangkan virus komputer”.
Keyword tersebut ditulis berulang-ulang kali, dan penulisannya persis seperti keyword yang muncul dari Google Keyword Planner.
Setelah itu, diberikan hiasan bold/underline/italic.
Sekarang, seperti ini:
Kita tidak perlu pusing-pusing menggunakan keyword di dalam konten. Asalkan kita membuat konten yang isinya tentang keyword tersebut, Google akan paham.
Jadi, untuk keyword tadi, anda tinggal membuat artikel yang berisi panduan menghilangkan virus komputer. Tidak perlu menulis keywordnya persis seperti itu.
Seperti itu cara kerjanya.
Dengan adanya Hummingbird, Google bisa paham TOPIK dari sebuah halaman meskipun kita sama sekali tidak menulis keywordnya.

Lalu apa yang harus dilakukan?

Pertama, ini yang terpenting:
Jangan pedulikan SEO sama sekali saat anda membuat konten.
Gunakan keywordnya sebagai topik saja, kemudian buatlah konten yang “apa adanya” tanpa perlu pusing dimana menempatkan keyword tersebut.
Selain itu, anda juga tidak perlu mem-bold/italic/underline setiap kali keywordnya muncul.
Kalau terlalu dipikirkan, justru konten anda jadi tidak enak dinikmati.
Tapi bukan berarti keywordnya tidak digunakan sama sekali…
…ada 3 tempat dimana kita sebaiknya menyertakan keyword:
  1. Judul halaman
  2. URL
  3. Backlink
Itu saja.
Untuk optimasi on-page lainnya, silahkan baca panduan berikut:


Read More

Analisa Persaingan untuk Mengetahui Tingkat Kesulitan Keyword dalam SEO


Website-website besar biasanya tidak peduli dengan persaingan keyword.
Tapi bagi website baru, ini wajib.
Ini alasannya:
Website baru yang umurnya di bawah 3-6 bulan biasanya tidak akan bisa mendapatkan peringkat tinggi ketika bersaing dengan website yang usianya di atas itu.
Karena Google belum percaya dengan kita.
Untuk itulah kita sebaiknya mencari keyword dengan persaingan rendah dulu, supaya kita mendapatkan cukup banyak pengunjung tanpa perlu lama menunggu.
Dengan begitu, reputasi kita di Google juga akan terbentuk.
Inilah langkah-langkah yang harus anda lakukan untuk melakukan analisa persaingan keyword dalam SEO.
Ini adalah bab ketiga dari seri panduan riset keyword

…satu hal yang perlu anda ketahui

Ada kesalahpahaman yang selalu dilakukan oleh orang yang baru kenal SEO dan keyword research.
Jangan sampai anda ikut-ikutan terjebak.
Kalau anda pernah membuka Google Keyword Planner, pasti melihat kolom bernama “Competition” seperti gambar ini:
Google Keyword Planner competition
Awas…
…ini tidak ada hubungannya dengan SEO.
Google Keyword Planner itu alat bantu untuk AdWords. Jadi competition yang dimaksud di sini adalah tingkat kesulitan dari iklan AdWords.
High menunjukkan dalam kata kunci tersebut banyak iklannya, sedangkan low berarti sedikit atau tidak ada iklan.
Jangan gunakan sebagai patokan untuk SEO.
Oke, lanjut…

1. Install MozBar atau SEOQuake

Ketika ingin mengetahui tingkat kesulitan sebuah keyword, berarti kita harus tahu apakah website-website yang ada di halaman 1 itu website besar atau bukan.
Untuk itu, kita butuh tool ini.
Install salah satu saja, jangan keduanya:
Saya pribadi lebih suka MozBar daripada SEOQuake karena angka-angka yang diperlihatkan lebih sedikit daripada SEOQuake. Hanya angka yang penting.
Jadi kalau anda ingin yang simpel, pilih MozBar…
…kalau anda ingin yang sangat lengkap, pilih SEOQuake.
Keduanya gratis dan bisa kita gunakan untuk melakukan analisa persaingan kata kunci. Tidak ada masalah yang manapun yang anda pilih.
Setelah instalasi, coba lakukan search di Google.
Anda akan melihat yang seperti ini, untuk MozBar:
Hasil pencarian setelah instalasi MozBar
Dan seperti ini untuk SEOQuake:
Hasil pencarian setelah instalasi SEOQuake
Kalau belum, coba restart browser yang anda gunakan, aktifkan extension yang baru diinstall, atau klik tombol yang bersangkutan di kanan atas browser (Chrome).
Kalau sudah, kita lanjut.
Ada BANYAK sekali angka dan simbol di hasil pencarian tersebut. Terutama di SEOQuake.
Supaya tidak pusing, akan saya jelaskan satu per satu.

2. Lihat angka PageRank (PR) atau PA & DA

Analisa PR PA dan DA
Pengertiannya dulu:
PageRank atau PR adalah angka dari 0-10 yang menunjukkan seberapa tinggi reputasi website tersebut menurut algoritma yang dibuat secara resmi oleh Google. N/A menunjukkan website tersebut belum punya PageRank.
Tapi sayangnya angka PR sekarang sudah tidak diupdate lagi.
PA (Page Authority) adalah angka yang dibuat oleh Moz dari 0-100 yang menunjukkan seberapa tinggi reputasi sebuah halaman website. Bukan angka resmi dari Google, tapi algoritmanya dibuat supaya mendekati.
Sedangkan DA (Domain Authority) mirip dengan PA tapi untuk keseluruhan domainnya. Bukan per halaman.
Jadi semakin tinggi PR, PA, dan DA, semakin sulit persaingannya.
Sebaliknya, keyword yang menghasilkan website-website dengan angka PR, PA, dan DA yang rendah biasanya persaingannya mudah.
Biasanya, yang dikatakan “mudah” adalah yang PA dan DA nya di bawah 25.
Tapi itu saja belum cukup…
…kita analisa lebih lanjut dengan angka-angka lainnya.

3. Lihat jumlah dan kualitas backlink

Analisa jumlah dan kualitas backlink
Kita tahu bahwa backlink adalah salah satu faktor terbesar yang mempengaruhi peringkat website di mesin pencari.
Backlink juga lah yang mempengaruhi angka PA, DA, dan PR.
Karena itu, semakin banyak backlink berarti semakin sulit persaingannya.
Ini untuk SEOQuake:
  • L: jumlah backlink ke halaman tersebut
  • LD: jumlah backlink ke keseluruhan domain
Dan ini untuk MozBar, seperti gambar di atas ada 2 bagian:
  • Kiri: jumlah halaman yang memberikan backlink ke halaman tersebut
  • Kanan:  jumlah halaman yang memberikan backlink ke keseluruhan domain
Sedangkan RDs (root domains) berarti jumlah domain yang memberikan backlink.
Misalnya di Detik.com ada 2 artikel yang memberikan link ke dua halaman berbeda di PanduanIM.com. Maka angka yang ditunjukkan oleh MozBar jadi 1 di kiri, 2 di kanan, dan masing-masing 1 RDs.
Tapi jumlah saja belum cukup.
Pada kenyataannya, banyak juga website yang menggunakan teknik black hat SEO sehingga backlinknya banyak dan PA/DA-nya besar.
Oleh karena itu, klik angka tersebut untuk melihat backlinknya.
Apabila jumlahnya banyak tapi ternyata sebagian besar topiknya tidak berhubungan dengan halaman tersebut, bisa jadi ini tergolong mudah.

4. Lihat judul dan topik kontennya

Relevansi itu yang nomor satu.
Maksudnya, kesesuaian antara apa yang dicari orang-orang melalui keyword tersebut dengan hasil yang ditampilkan oleh Google.
Sebagai mesin pencari, Google pasti ingin menampilkan hasil yang pas.
Tapi ada juga keyword yang belum tersedia konten yang relevan.
Contohnya ini:
Kata kunci dan hasilnya tidak relevan
Kalau melihat keywordnya, saya ingin belajar cara membaca matahari supaya bisa mengetahui sekarang jam berapa.
Tapi lihat hasilnya…
…cuma ada pengertian jam matahari, cara membuat jam matahari, bahkan cara menentukan arah.
Tidak terlalu relevan kan?
Kalau kita membuat konten sesuai dengan keyword tersebut, bahkan Wikipedia pun bisa kita kalahkan dalam hitungan hari.

5. Lihat langsung kualitas konten dan websitenya

Sebetulnya, ini cara yang paling mudah dan akurat.
Sama seperti cara nomor 4 di atas, ini bisa kita lakukan tanpa menggunakan tool apapun.
Logikanya begini:
Google selalu akan berusaha menampilkan website dengan konten terbaik di posisi teratas, karena orang-orang akan puas kalau diberikan konten yang terbaik.
Maka dari itu, kunci utamanya adalah kualitas.
Untuk mengetahui kualitas sebuah website dan kontennya, kunjungi masing-masing yang ada di halaman pertama.
Kalau ternyata tidak bagus, berarti mudah.
Bahkan kalau PA/DA nya besar dan backlinknya banyak, tapi kalau kontennya jelek maka anda pasti bisa menjadi peringkat 1.
Jadi, ini tergantung.
Kalau anda merasa mampu membuat konten yang lebih bagus daripada mereka, berarti keyword ini mudah. Kalau anda tidak bisa, berarti susah.

Analisa banyak keyword sekaligus

Kalau anda mengikuti langkah-langkah dari bab sebelumnya dalam panduan riset keyword, anda akan memiliki ratusan bahkan ribuan keyword.
Karena itu, bakal repot untuk meganalisa satu per satu.
Oleh karena itu, gunakan Term Explorer.
Meskipun tidak 100% akurat, tapi Term Explorer bisa kita manfaatkan sebagai acuan untuk mengeliminasi keyword-keyword yang terlalu sulit.
Seperti ini:
Term Explorer Results
Skalanya dari 1-10.
Dari satu kali klik ini saja kita sudah mendapatkan 2 kata kunci dengan persaingan yang sangat mudah (meskipun salah satunya tidak layak).
Selain menganalisa persaingan, Term Explorer juga bisa digunakan untuk mencari keyword baru dan volume pencarian per bulannya. Seperti Google Keyword Planner.
Kalau anda ingin mencoba, silahkan daftar versi gratisnya.
Itulah semua langkah yang bisa kita lakukan untuk melakukan analisa persaingan keyword. Selanjutnya, kita akan membahas lebih lanjut mengenai Long Tail Keyword.



Sumber:panduanim.com
Read More